![Gambar: Ilustrasi chatbot dengan latar belakang bendera Amerika dan China yang sedikit tumpang tindih, menunjukkan konflik geopolitik.]

Related Post
Kekhawatiran Keamanan Nasional AS terhadap DeepSeek AI
Pemerintah Amerika Serikat sedang mempertimbangkan larangan penggunaan DeepSeek AI, chatbot kecerdasan buatan asal China, di perangkat pemerintah. Langkah ini, serupa dengan pembatasan yang diterapkan pada TikTok, didorong oleh kekhawatiran serius terkait keamanan nasional dan pengelolaan data pengguna. Lokasi server DeepSeek di China menjadi poin utama yang dipertanyakan, karena transparansi penyimpanan dan akses data dinilai belum memadai.
Data Pengguna Jadi Sorotan Utama
The Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah AS mempertanyakan bagaimana DeepSeek menangani data pengguna. Ketidakjelasan mengenai keamanan dan pengelolaan data ini menjadi perhatian utama regulator AS, dan sejauh ini, perusahaan pengembang DeepSeek belum memberikan penjelasan yang memuaskan.
Dampak Potensial Larangan DeepSeek AI di AS
Larangan potensial ini akan berdampak luas. Pemerintah AS berencana melarang pegawai negeri menginstal aplikasi ini di perangkat kerja, termasuk ponsel, tablet, dan laptop. Langkah ini bahkan bisa meluas hingga ke toko aplikasi resmi Apple dan Google, sehingga pengguna AS tak bisa mengunduh aplikasi tersebut. Dampaknya juga akan terasa pada perusahaan teknologi yang menggunakan model AI DeepSeek.
Situasi ini mirip dengan langkah beberapa negara lain. Italia telah menghapus DeepSeek dari toko aplikasi mereka, Korea Selatan menangguhkan unduhan baru, sementara Australia, Kanada, dan Taiwan melarang penggunaan aplikasi ini di perangkat pemerintah.
Ironisnya, larangan ini berpotensi menguntungkan perusahaan AI Amerika seperti OpenAI, Google, dan Anthropic.
Masa Depan DeepSeek AI di AS dan Regulasi AI Global
Meskipun keputusan final belum diumumkan, tren global menunjukkan peningkatan regulasi terhadap AI. Bagaimana DeepSeek akan beradaptasi dengan peraturan baru ini masih menjadi pertanyaan besar. Apakah larangan ini akan melindungi data pengguna AS atau justru membatasi akses terhadap teknologi inovatif? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Tinggalkan komentar